
ONSHITSU
Onshitsu merupakan konsep lahan pertanian berbasis rumah kaca yang dibagi menjadi tiga tingkatan, disesuaikan dengan pengalaman petani serta tingkat teknologi yang digunakan dalam pengelolaan tanaman.
Onshitsu Shizen ditujukan bagi petani pemula atau Gardener. Rumah kaca ini benar-benar alami tanpa penerapan teknologi maupun sihir, sehingga para Gardener harus melakukan perawatan intensif, termasuk penyiraman tanaman setiap hari. Suhu dan kelembapan sepenuhnya mengikuti kondisi alam dan musim di luar, sehingga penanaman harus disesuaikan dengan musim agar pertumbuhan tanaman optimal. Setiap Gardener diberikan 5 patch untuk bercocok tanam.
Onshitsu Mahō diperuntukkan bagi petani menengah atau Grower. Rumah kaca ini sudah dilengkapi dengan sihir sederhana yang membantu mengatur kelembapan dan menjaga kesegaran tanaman, sehingga penyiraman hanya diperlukan sekali setiap tiga hari. Meskipun begitu, pengaturan iklim belum sepenuhnya otomatis, sehingga penanaman tetap harus disesuaikan dengan musim. Setiap Grower memperoleh 10 patch untuk dikelola.
Onshitsu Kūdo adalah greenhouse raksasa dan tersembunyi yang menjadi bagian dari lahan terpadu Sōgō Nōjō, mencakup sawah, ladang, kebun, dan area hutan. Dirancang khusus untuk petani tingkat lanjut atau Farmer, Onshitsu Kūdo mengintegrasikan teknologi sihir tingkat tinggi dengan sistem irigasi serta pengaturan iklim otomatis yang menjaga suhu dan kelembapan ideal tanpa memerlukan penyiraman manual. Atap dan dindingnya dapat membuka dan menutup secara otomatis menyesuaikan kondisi cuaca, sehingga tanaman mendapatkan perlindungan optimal dan hanya memerlukan pengecekan rutin sekali seminggu. Setiap Farmer memiliki akses ke 20 patch sawah, 50 patch ladang, 50 patch kebun, dan 30 patch area hutan.
Terlepas dari level petani dan jenis Onshitsu, jumlah jenis tanaman yang dapat ditanam dibatasi maksimal 5 jenis tanaman per orang untuk menjaga keberlanjutan dan kualitas hasil pertanian.

SŌGŌ NŌJŌ
Sōgō Nōjō adalah lahan terintegrasi untuk kegiatan pertanian dan peternakan yang mencakup berbagai aspek budidaya, mulai dari tanaman hingga hewan ternak. Istilah Sōgō berarti “komprehensif” atau “terpadu”, sedangkan Nōjō merujuk pada “ladang” atau “peternakan”. Lahan ini dirancang dengan fleksibilitas tinggi dan dapat diperluas sesuai kebutuhan, baik untuk usaha pertanian maupun peternakan dalam skala kecil hingga besar.
Setiap petani hanya dapat memiliki satu petak Sōgō Nōjō, yang dibeli sekali seharga 両28.500. Pembelian lahan ini mensyaratkan status sebagai penyihir dewasa yang telah mencapai level Farmer baik sebagai petani maupun peternak. Akses terhadap aktivitas pertanian atau peternakan di lahan ini disesuaikan dengan level masing-masing; misalnya, apabila seseorang telah mencapai level Farmer sebagai peternak tetapi masih berstatus Grower sebagai petani, maka akses bertani di lahan ini belum terbuka.
Selain biaya pembelian, pemilik lahan Sōgō Nōjō juga dikenakan pajak bulanan sebesar 10% dari harga pembelian lahan.
MUSIM SEMI - 春 (はる)
Periodenya adalah Maret hingga Mei. Musim semi di Jepang ditandai dengan suhu yang mulai menghangat setelah musim dingin, dengan suhu rata-rata berkisar antara 8°C hingga 18°C. Ini adalah musim di mana tanah mulai mencair dan tanaman baru bisa tumbuh. Pada bulan April, hujan sering turun, membantu memberikan kelembapan yang baik untuk tanaman. Pengaruh musim semi terhadap tanaman adalah munculnya suhu sejuk yang memicu perkecambahan dan pertumbuhan awal tanaman, dengan hujan membantu menstabilkan kelembapan tanah.
MUSIM PANAS - 夏 (なつ)
Periodenya adalah Juni hingga Agustus. Musim panas di Jepang ditandai dengan suhu tinggi, berkisar antara 25°C hingga 35°C, serta curah hujan yang cukup tinggi terutama pada bulan Juni dan Juli, yang dikenal sebagai musim hujan (tsuyu). Kelembapan sangat tinggi selama musim panas. Musim panas memberikan banyak sinar matahari yang diperlukan untuk pertumbuhan tanaman, tetapi petani juga harus menghadapi tantangan kelembapan tinggi dan serangan hama yang lebih banyak.
MUSIM GUGUR - 秋 (あき)
Periodenya adalah September hingga November. Musim gugur di Jepang ditandai dengan penurunan suhu secara bertahap, berkisar antara 10°C hingga 25°C, serta cuaca yang lebih stabil dan kering dibandingkan musim panas. Kelembapan udara mulai menurun, dan angin sejuk bertiup lebih sering. Musim ini sangat menguntungkan bagi pertanian karena suhu yang lebih sejuk mengurangi risiko stres panas dan serangan hama, sementara paparan sinar matahari masih cukup untuk mendukung fotosintesis. Banyak tanaman mengalami pertumbuhan optimal di musim ini, dan waktu panen untuk berbagai komoditas seperti padi, sayuran akar, dan buah-buahan juga biasanya jatuh pada periode ini.
MUSIM DINGIN - 冬 (ふゆ)
Periodenya adalah Desember hingga Februari. Musim dingin di Jepang bisa sangat keras, terutama di wilayah utara dan pegunungan. Suhu bisa turun hingga di bawah 0°C, dan salju sering turun di wilayah-wilayah tertentu. Musim dingin menyebabkan tanah membeku di sebagian besar wilayah, sehingga pertanian terbatas pada tanaman tahan dingin atau dilakukan di rumah kaca. Tantangan utama di musim dingin adalah ketersediaan sinar matahari dan suhu rendah, yang membatasi jenis tanaman yang bisa tumbuh.
Klasifikasi tanaman berdasarkan kegunaannya mencakup beberapa kategori utama, masing-masing memiliki karakteristik dan fungsi yang berbeda dalam kehidupan manusia. Berikut adalah penjelasan rinci tentang klasifikasi tanaman berdasarkan kegunaannya, serta contohnya,
CROPS - TANAMAN PANGAN
Crops adalah tanaman yang dibudidayakan secara luas untuk diambil hasilnya, terutama dalam bentuk biji-bijian, umbi, atau bagian lain yang dapat digunakan sebagai sumber makanan pokok. Di Jepang, jenis tanaman ini memiliki peranan sentral dalam sistem pertanian karena berkaitan langsung dengan ketahanan pangan nasional. Budidaya tanaman pangan biasanya dilakukan dalam skala besar dan memerlukan manajemen lahan serta irigasi yang baik, tergantung pada jenis tanamannya. Penanaman dilakukan sesuai musim tanam yang mendukung, seperti musim semi atau musim gugur, agar hasil panen optimal. Tanaman ini umumnya digunakan untuk memenuhi kebutuhan dasar masyarakat, diolah menjadi makanan pokok, bahan baku olahan tradisional, maupun produk turunan seperti tepung. Sistem pertanian di Jepang juga terus menyesuaikan praktik budidaya crops dengan teknologi modern dan prinsip keberlanjutan guna menjaga produktivitas sekaligus kelestarian lingkungan.
HERBS - TANAMAN HERBAL
Herbs adalah tanaman yang dibudidayakan untuk keperluan kuliner, pengobatan, maupun aromaterapi. Dalam budaya Jepang, tanaman herbal memegang peran penting tidak hanya sebagai penyedap dalam masakan tradisional, tetapi juga sebagai bagian dari praktik pengobatan alami yang telah berlangsung selama berabad-abad. Daun, bunga, atau bagian lain dari tanaman herbal sering digunakan segar maupun kering untuk menambahkan cita rasa khas pada makanan seperti sup, sushi, dan salad. Selain itu, banyak tanaman herbal juga dipercaya memiliki khasiat terapeutik, seperti sifat anti-inflamasi, antibakteri, atau membantu pencernaan. Penanaman herbal biasanya dilakukan di musim semi, karena sebagian besar tanaman ini membutuhkan sinar matahari yang cukup dan drainase yang baik untuk tumbuh optimal. Penggunaan tanaman herbal juga berkembang ke dalam industri kosmetik dan kesehatan, menunjukkan fleksibilitas dan nilai ekonomisnya dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Jepang.
VEGETABLES - TANAMAN SAYUR
Vegetables adalah jenis tanaman yang dibudidayakan untuk diambil bagian yang dapat dimakan, seperti daun, batang, akar, umbi, maupun buahnya, selama penggunaannya bersifat kuliner sebagai bahan masakan gurih. Dalam konteks ini, tanaman seperti tomat, terong, dan mentimun—meskipun secara botani tergolong buah—dimasukkan ke dalam kategori sayuran karena biasanya dimasak atau dikonsumsi sebagai bagian dari hidangan utama, bukan sebagai pencuci mulut. Sayuran dalam budaya Jepang memiliki nilai penting, tidak hanya karena kandungan gizinya yang tinggi, tetapi juga karena fleksibilitasnya dalam berbagai jenis masakan tradisional maupun modern. Penanaman sayuran umumnya dilakukan pada musim semi dan musim gugur, mengikuti kondisi iklim yang mendukung pertumbuhan optimal. Sayuran digunakan dalam beragam bentuk, mulai dari sup, tumisan, rebusan, hingga salad, dan memainkan peran penting dalam keseimbangan nutrisi serta estetika penyajian makanan Jepang.
FLOWERS - TANAMAN BUNGA
Flowers adalah jenis tanaman yang dibudidayakan terutama untuk tujuan estetika, dekoratif, dan simbolik. Di Jepang, bunga memiliki peran penting dalam kehidupan budaya dan spiritual masyarakat, digunakan dalam berbagai festival musiman, upacara tradisional, serta praktik seni seperti ikebana (seni merangkai bunga). Setiap jenis bunga sering kali membawa makna khusus—seperti harapan, kesucian, kesedihan, atau kebangkitan—dan pemilihannya dalam suatu konteks budaya tidak pernah sembarangan. Musim mekarnya pun menjadi penanda waktu yang dinantikan, terutama pada musim semi dan musim panas, saat banyak bunga memperlihatkan keindahannya secara serentak. Selain ditanam di taman dan area publik, bunga juga menjadi bagian penting dalam arsitektur lanskap, dekorasi rumah, serta sebagai simbol dalam berbagai bentuk karya seni dan sastra.
FRUITS - TANAMAN BUAH
Fruits merujuk pada jenis tanaman yang menghasilkan buah-buahan yang dapat dikonsumsi, baik secara langsung maupun setelah diolah. Di Jepang, buah tidak hanya dihargai sebagai bahan pangan bernutrisi tinggi, tetapi juga memiliki makna simbolik yang kuat, sering dikaitkan dengan keberuntungan, kemakmuran, dan kesehatan. Beberapa buah dianggap barang mewah dan sering dijadikan hadiah, mencerminkan rasa hormat dan penghargaan terhadap penerima. Tanaman buah memiliki pola tumbuh dan panen yang bergantung pada musim, dengan sebagian besar ditanam di musim semi atau awal musim panas dan dipanen saat buah mencapai kematangan penuh di akhir musim panas atau musim gugur. Selain dinikmati dalam keadaan segar, buah juga digunakan dalam berbagai sajian makanan penutup, dikeringkan, atau dimasukkan ke dalam resep tradisional yang mencerminkan kekayaan rasa dan budaya kuliner lokal.
WOODS - TANAMAN KAYU
Tanaman Kayu (Woods) merujuk pada jenis-jenis pohon yang dibudidayakan atau dimanfaatkan karena nilai kayunya. Pohon-pohon ini memiliki batang utama yang berkayu keras dan tumbuh dalam jangka panjang, menghasilkan bahan baku utama untuk keperluan konstruksi, furnitur, kerajinan tangan, serta elemen arsitektur dan dekoratif. Dalam konteks budaya seperti di Jepang, tanaman kayu memiliki peranan penting dan historis, terutama dalam pembangunan rumah tradisional, kuil, dan produk kerajinan bernilai seni tinggi. Tanaman kayu umumnya tumbuh secara perlahan dan memerlukan perawatan jangka panjang, dengan pertumbuhan aktif yang terjadi pada musim semi dan musim panas. Selain kekuatan dan daya tahan, karakteristik kayu seperti warna, aroma, dan tekstur juga menjadi faktor penting dalam pemilihan jenis pohon untuk fungsi tertentu. Karena diambil untuk kayunya, tanaman ini tidak dipanen setiap tahun, melainkan setelah mencapai usia tertentu yang memungkinkan kayunya dimanfaatkan secara optimal.
Tanaman dapat diklasifikasikan berdasarkan lamanya siklus hidupnya menjadi dua kelompok utama: anual (tanaman semusim) dan perennial (tanaman tahunan/perenial).
TANAMAN ANUAL - SEMUSIM
Tanaman anual adalah tanaman yang menyelesaikan seluruh siklus hidupnya—dari benih, tumbuh, berbunga, menghasilkan biji, hingga mati—dalam satu periode. Setelah panen, tanaman ini tidak akan tumbuh kembali dan harus ditanam ulang jika ingin dibudidayakan lagi. Contohnya termasuk komatsuna (sawi Jepang), edamame, daikon (lobak putih), dan hakusai (sawi napa).
TANAMAN PERENNIAL - TAHUNAN
Tanaman perennial dapat hidup lebih dari satu periode. Setelah melewati periode tanam pertama, tanaman ini akan kembali tumbuh dan berbunga pada periode berikutnya tanpa perlu ditanam ulang. Beberapa tanaman perennial akan mengalami masa dormansi saat kondisi lingkungan kurang mendukung (misalnya musim dingin atau kemarau), lalu tumbuh kembali saat kondisi membaik. Contoh tanaman perennial antara lain wasabi, fuki (petasites), mitsuba (peterseli Jepang), yuzu, dan nashi (pir Jepang).
Klasifikasi tanaman berdasarkan habitus mengacu pada ukuran, bentuk, dan struktur tanaman, termasuk tingginya. Tanaman dikelompokkan ke dalam tiga kategori habitus utama: habitus kecil, habitus sedang, dan habitus besar. Klasifikasi ini penting untuk menentukan ruang dan jarak tanam yang tepat.
TANAMAN HABITUS KECIL
Tanaman dengan tinggi kurang dari 2 meter umumnya digolongkan sebagai tanaman berukuran kecil. Tanaman jenis ini cenderung memiliki struktur yang lunak dan fleksibel, dengan batang yang tidak berkayu serta sistem perakaran yang tidak terlalu dalam. Sebagian besar termasuk dalam kelompok tanaman herba atau semak kecil, dan sering kali memiliki siklus hidup yang pendek. Karena pertumbuhannya yang relatif cepat dan sifatnya yang annual atau semusim, tanaman-tanaman ini biasanya dipanen dalam waktu singkat setelah masa tanam. Mereka juga tidak memerlukan lahan yang luas sehingga cocok ditanam di area dengan kepadatan tinggi atau pada bedeng kecil dalam sistem pertanian intensif maupun urban farming. Struktur tubuh yang ringan dan kebutuhan ruang yang minimal membuat jenis tanaman ini lebih mudah dalam hal perawatan dan pengelolaan, terutama di lingkungan terbatas seperti greenhouse.
TANAMAN HABITUS SEDANG
Tanaman dengan tinggi antara 2 hingga 5 meter biasanya tergolong sebagai semak besar atau pohon kecil yang memiliki struktur lebih kokoh dibanding tanaman berukuran kecil. Batangnya lebih kuat dan mampu menopang cabang serta daun yang lebih lebat. Jenis tanaman ini umumnya bersifat perennial, yaitu berumur panjang dan dapat dipanen berulang kali selama beberapa musim tanam. Karena pertumbuhannya yang relatif cepat dan volumenya yang cukup besar, tanaman ini sering kali dipangkas secara berkala untuk menjaga bentuk, memaksimalkan hasil, dan memudahkan pemeliharaan. Tanaman dengan habitus sedang ini cocok dibudidayakan di kebun, sawah, atau ladang, di mana tersedia cukup tempat untuk pertumbuhan horizontal maupun vertikal tanaman. Perawatannya memerlukan perhatian terhadap struktur dan distribusi tajuk agar tetap produktif dan tidak terlalu mendominasi ruang tanam di sekitarnya.
TANAMAN HABITUS BESAR
Tanaman yang memiliki tinggi lebih dari 5 meter umumnya dikategorikan sebagai pohon besar dengan karakteristik batang berkayu tebal dan sistem perakaran yang luas dan dalam. Tanaman ini bersifat perennial dengan umur yang sangat panjang, sering kali mampu hidup selama puluhan hingga ratusan tahun. Karena ukurannya yang besar dan pertumbuhannya yang lambat namun stabil, tanaman jenis ini kerap berperan penting dalam ekosistem, baik sebagai penyedia naungan, penahan angin, penyimpan karbon, maupun penghasil kayu dan buah jangka panjang. Batangnya yang kuat dan percabangan yang tinggi membuatnya membutuhkan ruang tanam yang sangat luas serta jarak tanam yang besar antar individu agar pertumbuhan tidak saling menghambat. Oleh karena itu, jenis tanaman ini umumnya hanya cocok dibudidayakan di lahan terbuka, atau kawasan hutan, dan tidak sesuai untuk lingkungan dengan ruang terbatas seperti bedeng kecil atau greenhouse.
BENIH TANAMAN - SEEDS
Benih tanaman dalam sistem ini diklasifikasikan berdasarkan beberapa aspek berikut:
-
Musim Tanam: Setiap tanaman digolongkan berdasarkan musim terbaik untuk pertumbuhannya. Terdapat empat musim utama: musim semi, musim panas, musim gugur, dan musim dingin.
-
Kategori Tanaman: Tanaman dibagi menjadi dua kategori utama, yaitu Tanaman Reguler dan Tanaman Magis. Tanaman Reguler adalah tanaman biasa yang hanya bisa dijual untuk mendapatkan uang. Sementara itu, Tanaman Magis memiliki khasiat khusus yang dapat dimanfaatkan jika dikonsumsi, seperti memulihkan energi, meningkatkan konsentrasi, atau efek lainnya tergantung jenisnya.
-
Fungsi Tanaman: Penggolongan ini didasarkan pada kegunaan dari hasil tanam. Terdapat beberapa fungsi utama, yaitu: tanaman pangan, herbal, bunga, buah, kayu, dan sayuran.
-
Ukuran Tanaman: Setiap tanaman dikategorikan berdasarkan ukuran atau habitusnya: besar, sedang, atau kecil. Ukuran ini menentukan seberapa banyak tanaman yang bisa ditanam dalam satu patch. Tanaman kecil memungkinkan lebih banyak unit per patch, sedangkan tanaman besar memerlukan ruang lebih luas.
-
Masa Tanam: Masa tanam menunjukkan lamanya waktu yang dibutuhkan tanaman dari masa tanam hingga siap panen. Beberapa tanaman dapat dipanen dalam hitungan hari, sementara yang lain membutuhkan waktu lebih lama. Masa tanam ini penting dalam menentukan rotasi tanam dan efisiensi penggunaan patch.
-
Karakteristik Pertumbuhan: Tanaman juga digolongkan berdasarkan siklus hidupnya, yaitu tahunan (annual) dan abadi (perennial). Tanaman tahunan menyelesaikan seluruh siklus hidupnya dalam satu musim tanam, sementara tanaman abadi dapat tumbuh dan dipanen berulang kali.
-
Lokasi Tanam: Setiap jenis tanaman memiliki lokasi tanam yang ideal, tergantung pada tingkat petani dan fasilitas yang digunakan. Lokasi utama mencakup Onshitsu (Greenhouse) untuk Gardener dan Grower, serta Sōgō Nōjō (Lahan Terbuka) untuk Farmer. Beberapa tanaman hanya bisa tumbuh di lokasi tertentu tergantung kebutuhan ruang dan kondisi lingkungan.
-
Harga: Setiap benih memiliki harga beli per bungkus serta harga jual optimal hasil panennya per patch. Informasi harga ini membantu petani menyusun strategi bercocok tanam yang seimbang antara biaya dan keuntungan.
CAIRAN NUTRISI ORGANIK - ORGANIC LIQUID (OL)
Cairan nutrisi organik adalah solusi yang dirancang khusus untuk memberikan nutrisi esensial kepada tanaman selama masa pertumbuhannya. Nutrisi ini biasanya terdiri dari bahan-bahan alami yang kaya akan mikroorganisme dan unsur hara, seperti nitrogen, fosfor, kalium, serta mineral lainnya, yang diperlukan untuk pertumbuhan yang sehat. Cairan ini diberikan sebanyak 2x per patch, yaitu pada awal masa pertumbuhan dan di tengah periode pertumbuhan, untuk memastikan tanaman mendapatkan asupan nutrisi yang optimal.
Pemberian cairan nutrisi organik tidak hanya meningkatkan kualitas dan kuantitas hasil panen, tetapi juga mendukung kesehatan tanah dan keberlanjutan ekosistem pertanian. Dengan menggunakan cairan nutrisi organik, petani dapat mengurangi ketergantungan pada pupuk kimia dan membantu menjaga keseimbangan lingkungan.
CAIRAN PENYEMBUH TANAMAN - HEALING LIQUID (HL)
Cairan penyembuh adalah solusi yang dirancang khusus untuk merawat tanaman yang mengalami layu atau dampak dari terkena serangan hama, membantu tanaman kembali segar dan sehat. Cairan ini biasanya mengandung campuran bahan aktif yang berfungsi untuk memperbaiki kondisi tanaman, seperti hormon pertumbuhan, nutrisi esensial, dan senyawa yang mendukung proses penyembuhan.
Penggunaan cairan penyembuh dapat meningkatkan kapasitas tanaman untuk menyerap air dan nutrisi, serta mempercepat pemulihan dari kerusakan akibat hama, penyakit, atau kondisi lingkungan yang tidak menguntungkan. Dengan aplikasi yang tepat, cairan penyembuh dapat membantu memulihkan vitalitas tanaman dan mendukung pertumbuhan yang sehat.
KIT BERTANI - FARMING KIT
Kit bertani adalah serangkaian peralatan pendukung yang dirancang khusus untuk memfasilitasi aktivitas bertani. Peralatan dalam kit bertani ini meliputi alat seperti cangkul, arit, sekop, penyiram, sarung tangan, dan alat pemangkas, yang semuanya dirancang untuk membantu dalam menanam, merawat, dan memanen tanaman dengan efisien.
CAIRAN PEMBERSIH PATCH - PATCH CLEANSER (PC)
Cairan pembersih patch adalah solusi inovatif yang dirancang untuk membersihkan dan mendesinfeksi patch tanaman yang telah digunakan sebelumnya, sehingga dapat digunakan kembali dengan efektif. Dengan formulasi khusus, cairan ini mampu menghilangkan residu nutrisi, kotoran, dan mikroorganisme yang dapat memengaruhi kesehatan tanaman pada penggunaan berikutnya. Setiap paket cairan pembersih ini cukup untuk satu patch, memastikan kebersihan yang optimal dan menjaga agar patch tetap dalam kondisi baik.
CAIRAN PENGUSIR HAMA - PEST REMOVER (PR)
Pest Remover (PR) adalah cairan khusus yang diformulasikan untuk mengatasi serangan hama pada tanaman secara efektif tanpa merusak jaringan tanaman yang sehat. Mengandung bahan aktif berbasis organik dan magis yang bekerja dengan cara melumpuhkan sistem saraf hama serta menciptakan lapisan penghalang di permukaan tanaman, PR membantu mencegah infeksi lanjutan. Penggunaannya cukup satu botol per patch, ideal untuk pemakaian rutin maupun penanganan darurat saat serangan hama terdeteksi. Pest Remover dirancang untuk aman digunakan dalam sistem pertanian berkelanjutan dan tidak meninggalkan residu berbahaya di tanah.
SISTEM BELANJA
Petani dapat melakukan pemesanan produk dengan mengisi formulir yang telah disediakan oleh Shizen. Setelah formulir diisi, langkah selanjutnya adalah mengirimkan bukti konfirmasi pemesanan. Saat ini, produk yang tersedia untuk dibeli meliputi:
-
Benih Tanaman: dibeli per bungkus, cukup untuk satu patch.
-
Gardening Kit: dibeli dalam bentuk satu paket lengkap.
-
Organic Liquid (OL): dibeli per botol, cukup untuk satu patch.
-
Healing Liquid (HL): dibeli per botol, cukup untuk satu patch.
-
Pest Remover (PR): dibeli per botol, cukup untuk satu patch.
-
Patch Cleanser (PC): dibeli per botol, cukup untuk satu patch.
PENANAMAN BENIH DAN PENYIRAMAN RUTIN
Setelah membeli segala perlengkapan yang dibutuhkan untuk berkebun, maka tibalah waktu untuk menanam benih tanaman. Satu patch dapat ditanami lima (5) benih tanaman untuk habitus kecil, tiga (3) benih tanaman untuk habitus sedang, dan satu (1) benih tanaman untuk habitus besar. Proses menanam benih terdiri atas:
-
Penanaman benih tanaman pada patch.
-
Penyiraman. Setelah benih ditanam, maka setelahnya dilakukan penyiraman agar benih dapat berkecambah dan mulai tumbuh.
Setelah benih ditanam, maka proses berikutnya adalah melakukan penyiraman secara rutin setelah benih ditanam hingga sesaat sebelum panen. Ketentuan penyiraman rutin:
-
Penyiraman rutin dilakukan sebanyak 1x/hari untuk Gardener, 1x/3hari untuk Grower, dan 1x/7 hari untuk Farmer.
-
Penyiraman dilakukan di waktu pagi atau sore hari.
-
Apabila tanaman tidak disiram tepat waktu, maka indeks kesehatan tanaman akan berkurang.
-
Contoh penyiraman rutin untuk Grower:
-
Penanaman dilakukan tanggal 1 Mei 2025
-
Penyiraman pertama dilakukan tanggal 4 Mei 2025
-
Penyiraman kedua dilakukan tanggal 7 Mei 2025
-
Penyiraman ketiga dilakukan tanggal 10 Mei 2025
-
PEMUPUKAN
Pada tahap ini, tanaman yang sudah menjadi tunas akan mulai tumbuh dan berkembang. Petani diharapkan untuk melakukan pemupukan. Pemupukan dilakukan sebanyak 2x selama masa tanam. Pemupukan pertama dilakukan minimal 2 hari setelah penanaman benih. Pemupukan kedua dilakukan maksimal 1 hari sebelum panen dengan jarak minimal 3 hari setelah pemupukan pertama. Contohnya:
-
Penanaman dilakukan tanggal 1 Mei 2025
-
Pemupukan pertama dilakukan tanggal 3 Mei 2025
-
Pemupukan kedua dilakukan tanggal 11 Mei 2025 (dengan asumsi panen akan dilakukan tanggal 12 Mei 2025)
Pemupukan harus dilakukan sesuai waktu yang telah ditentukan. Apabila tanaman tidak dipupuk sesuai waktu yang ditentukan, maka indeks kesehatan tanaman akan berkurang.
PERAWATAN KHUSUS
Perawatan khusus dilakukan apabila indeks kesehatan tanaman berada di bawah 71. Tindakan ini dapat diulang dengan jeda minimal 5 hari setelah perawatan khusus terakhir dengan jenis yang sama. Tindakan yang dilakukan disesuaikan dengan jenis gangguan yang dialami tanaman:
-
Tanaman layu:
-
Berikan 1 botol Healing Liquid (HL) per patch.
-
Tambahan: Lakukan pemangkasan pada bagian tanaman yang rusak atau mati.
-
-
Tanaman terinfeksi hama:
-
Gunakan 1 botol Pest Remover per patch.
-
Tambahan: Lakukan pemangkasan pada bagian yang terinfeksi berat
-
PANEN
Setelah proses penanaman dan perawatan selesai, tahap selanjutnya adalah panen. Tanggal panen telah ditetapkan sebelumnya berdasarkan masa tumbuh masing-masing jenis tanaman, sehingga setiap petani dapat melakukan panen secara tepat waktu. Proses panen mencakup dua langkah utama:
-
Pemanenan tanaman.
-
Pembersihan patch, yang dilakukan dengan menggunakan 1 botol Patch Cleanser (PC) untuk setiap patch.
Kualitas hasil panen akan sangat bergantung pada status kesehatan tanaman saat panen dilakukan. Semakin baik kondisi tanaman, semakin tinggi kualitas dan kuantitasnya—dan hal ini secara langsung akan memengaruhi harga jual dari hasil panen tersebut.
LAYU
Tanaman yang tidak disiram selama beberapa hari akan mengalami kelayuan akibat kekurangan air, ditandai dengan daun yang menggulung, batang yang melemas, dan tampilan keseluruhan yang lesu. Kekurangan air menyebabkan turunnya tekanan turgor dalam sel, mengganggu proses fotosintesis, penyerapan nutrisi, dan pertumbuhan akar. Jika dibiarkan terlalu lama, kondisi ini dapat menyebabkan kerusakan permanen pada jaringan tanaman, memperlambat pertumbuhan, bahkan menyebabkan kematian tanaman sebelum mencapai fase produktif. Kerugian yang harus ditanggung oleh para petani apabila hal ini terjadi saat panen adalah berkurangnya 30% hasil panen.
SERANGAN HAMA
Serangan hama terjadi akibat tanaman kekurangan nutrisi. Tanaman yang lemah akibat kekurangan nutrisi cenderung memiliki pertahanan alami yang lebih rendah terhadap serangan hama. Kondisi fisik yang tidak optimal, seperti daun yang menguning, pertumbuhan yang lambat, dan sistem akar yang lemah, membuat tanaman menjadi sasaran empuk bagi hama. Hama seperti kutu daun, ulat, dan thrips dapat lebih mudah menyerang tanaman yang tidak sehat karena daya tahannya yang menurun. Selain itu, tanaman yang kurang sehat juga sering kali menghasilkan aroma atau zat kimia yang lebih menarik bagi hama, sehingga meningkatkan kemungkinan terjadinya infestasi. Jika tidak ditangani dengan cepat, serangan hama ini dapat mengakibatkan kerusakan yang parah, menghambat pertumbuhan tanaman lebih lanjut, dan menurunkan hasil panen secara signifikan. Kerugian yang harus ditanggung oleh para petani apabila hal ini terjadi saat panen adalah berkurangnya 50% hasil panen.
PERAWATAN TANAMAN OTOMATIS - AUTOMATIC PLANT CARE (APC)
Automatic Plant Care merupakan jasa layanan yang ditawarkan oleh Shizen bagi para petani yang tidak sempat mengurus tanamannya. Automatic Plant Care menawarkan layanan perawatan hingga masa panen dan pembersihan. Petani hanya perlu melakukan aktivitas penanaman, sisanya akan diurus oleh Shizen melalui layanan APC.
PANEN CEPAT - TURBO HARVESTING (TH)
Serupa dengan Automatic Plant Care, Turbo Harvesting merupakan layanan yang juga ditawarkan oleh Shizen bagi para petani yang tidak memiliki cukup waktu untuk mengurus tanaman mereka secara langsung. Layanan ini hampir sepenuhnya identik dengan Automatic Plant Care (APC), namun terdapat satu perbedaan utama, yaitu pada kecepatan pertumbuhan tanaman. Jika biasanya dibutuhkan waktu sekitar dua minggu untuk mencapai tahap panen, dengan Turbo Harvesting waktu yang diperlukan hanya satu minggu. Turbo Harvesting hanya tersedia di awal bulan, dengan kuota layanan terbatas untuk satu pelanggan.