PANDUAN KELAS
EKSTRAKURIKULER QUIDDITCH
1 年生 - PEKAN I
JADWAL
-
In Character: Jumat, 13:00 - 15:00 (GMT +09:00)
-
Action Plot : Jumat, 18:00 - 23:59 (GMT +07:00)
TOPIK Sejarah dan Sistem Permainan Quidditch

Kelas Quidditch diadakan di luar ruangan, tepatnya di lapangan Quidditch yang luas dan terbuka. Suasana yang sejuk menjelang sore hari dengan angin yang berhembus lembut memberikan atmosfer yang menyegarkan bagi para gakusei, memungkinkan mereka untuk fokus dan menikmati proses pembelajaran dengan maksimal. Lapangan tersebut dikelilingi oleh tiang-tiang yang tidak hanya berfungsi sebagai bagian dari struktur olahraga Quidditch, tetapi juga sebagai alat pembelajaran untuk mengajarkan nilai-nilai penting, seperti keberanian, kerja sama tim, serta kelincahan berpikir dalam situasi yang cepat berubah.
NARASI KELAS
Para gakusei berkumpul di lapangan Quidditch, membawa broomstick dengan ekspresi beragam. Percakapan ringan terhenti saat Kuronuma Ryōhei tiba, menampilkan senyum hangat. "Selamat pagi, semuanya," sapanya. "Saya Kuronuma Ryōhei, tapi kalian bisa memanggil saya Kuronuma Sensei. Saya akan mengajar Quidditch untuk 1 dan 2 nensei, jadi kita akan sering bertemu." Sebelum memulai, ia menegaskan bahwa keselamatan adalah prioritas utama dan mengingatkan mereka untuk membaca peraturan yang telah ditempel di papan pengumuman.
Dengan jentikan tangan, Sensei memunculkan visualisasi sejarah Quidditch di Mahoutokoro. "Apa yang terlintas di benak kalian saat mendengar 'Quidditch'?" tanyanya. Para gakusei menjawab dengan antusias, membuatnya tersenyum puas. "Bagus, sepertinya banyak dari kalian sudah punya pemahaman dasar," pujinya. Dengan gerakan halus, ia mengendalikan visualisasi yang mengambang di langit, membawa mereka menyelami perjalanan Quidditch di Mahoutokoro.
1 年生 - PEKAN I




Setelah menjelaskan sejarah Quidditch, Kuronuma Sensei menjentikkan jemarinya, menampilkan tulisan Quidditch Team di langit. "Setiap tim terdiri dari tujuh pemain dengan tugas berbeda," ujarnya. Visualisasi pertama menampilkan Chaser, yang bertugas mencetak poin dengan melempar Quaffle ke gawang lawan. Lalu, Beater, yang menggunakan pemukul untuk menghalau Bludger dan melindungi tim. Gambar berikutnya menampilkan Keeper, penjaga gawang yang harus memiliki refleks cepat untuk menghentikan serangan lawan.
Terakhir, muncul Golden Snitch yang berkilauan. "Seeker harus menangkap Snitch, yang bernilai 150 poin dan sering menentukan kemenangan," jelas Sensei. Para gakusei mulai berdiskusi antusias sebelum Sensei kembali menjentikkan jemarinya, mengubah visualisasi. "Sekarang, mari kita bahas peralatan yang digunakan dalam permainan ini," ujarnya, melanjutkan materi dengan semangat.


Kuronuma Sensei mengangkat sebuah bola merah. "Quaffle digunakan oleh Chaser untuk mencetak poin, dengan setiap gol bernilai 10 poin." Ia lalu menunjuk bola hitam yang terikat dalam kotak. "Bludger terus bergerak dan berusaha menjatuhkan pemain dari sapu, sehingga Beater bertugas menghalaunya demi melindungi tim." Para gakusei memperhatikan dengan penuh minat, beberapa tampak berbisik antusias.
Terakhir, Sensei menunjukkan bola kecil bersayap berkilauan. "Golden Snitch sangat cepat dan hanya bisa ditangkap oleh Seeker. Jika berhasil, timnya mendapat 150 poin, yang hampir selalu menentukan kemenangan." Ia melepaskan Snitch sebentar sebelum menangkapnya kembali. Menatap para gakusei yang kagum, ia tersenyum. "Siapa di sini yang merasa cukup cepat untuk menjadi Seeker?"


Sensei mengangkat Safety Gear dan menunjukkan satu per satu perlengkapan yang tersedia. "Quidditch adalah olahraga berbahaya, jadi setiap pemain harus mengenakan perlengkapan keselamatan ini. Setiap asrama dapat memesannya sebagai bagian dari inventaris." Ia mengambil tongkat Beater dan mengayunkannya perlahan. "Beater harus selalu membawa tongkat ini untuk menghalau Bludger dan melindungi timnya. Tanpa ini, mereka bisa terkena serangan sendiri!"
Selanjutnya, ia menunjukkan Quidditch Gloves. "Sarung tangan ini digunakan oleh Keeper untuk menangkap Quaffle dengan aman." Kemudian, ia mengangkat seragam Quidditch. "Setiap pemain mengenakan seragam yang membedakan warna khas tiap asrama, menunjukkan identitas dan kebanggaan tim." Ia tersenyum pada para gakusei. "Siapa di sini yang sudah membayangkan diri mereka bertanding di lapangan?"

Sensei kemudian mengangkat broomstick dan menunjukkannya kepada kelas. "Terakhir, kita punya broomstick. Di Mahoutokoro, kalian bisa menemukan berbagai jenis sapu dengan beragam keunggulan. Pastikan untuk mengeceknya di Madogu jika ingin tahu lebih lanjut."
Setelah memperkenalkan semua perlengkapan, Sensei meletakkan broomstick kembali dan tersenyum. "Baik, kita sudah membahas pemain, bola, perlengkapan keselamatan, dan sapu. Sekarang, mari kita lanjut ke materi berikutnya."




Sensei menjentikkan jemarinya, dan perkamen-perkamen mulai melayang, terbang perlahan sebelum mendarat dengan sempurna di hadapan para gakusei. "Permainan Quidditch di Mahoutokoro memiliki sistem tersendiri," ujarnya. "Semua detailnya sudah tertulis di dalam perkamen ini. Kalian bisa membawanya dan mempelajarinya nanti di asrama."
Ia menatap para gakusei dengan serius. "Yang terpenting, perhatikan baik-baik alur serta waktu permainan. Jangan sampai ada yang terlewat, karena pemahaman kalian akan diuji dalam simulasi saat 2 nensei." Sensei memberi mereka waktu untuk melihat sekilas isi perkamen sebelum melanjutkan pelajaran.




Sensei menginstruksikan para gakusei untuk merapikan alat tulis dan mempersiapkan broomstick yang mereka bawa. "Mari kita mulai dari dasar. Letakkan broomstick kalian di samping kanan, lalu ikuti gerakan ini untuk mengambilnya," katanya sambil memberi contoh. Ia mengangkat tangan kanannya, berteriak, “上! (Ue)” dan membuka telapak tangannya di atas broomstick-nya, yang langsung melayang ke tangannya. "Coba kalian lakukan seperti yang saya contohkan, fokus dan jangan sampai salah sebut," ujarnya, memberi waktu bagi para gakusei untuk mencobanya.

Setelah semua berhasil memegang broomstick dengan benar, Sensei melanjutkan dengan demonstrasi terbang dasar. Ia mencondongkan tubuh ke depan, menggenggam gagang broomstick dengan kedua tangan, dan melaju dengan kecepatan sedang.
Ketika hendak berhenti, ia sedikit mengangkat gagang ke atas untuk memperlambat laju dan mendarat dengan perlahan. "Semakin condong tubuh kalian ke depan, semakin cepat kalian melaju. Teknik ini sangat berguna, terutama bagi Seeker," jelasnya. Ia kemudian meminta para gakusei untuk mempraktikkan teknik dasar tersebut, mengingatkan mereka untuk selalu mengutamakan keselamatan.

"Bagus, kalian mulai memahami dasar-dasarnya," puji Sensei setelah mengamati para gakusei yang fokus mengikuti instruksinya. Ia memeriksa gerakan mereka satu per satu, memastikan mereka dapat mengendalikan broomstick dengan baik. "Ingat, keseimbangan dan konsentrasi sangat penting saat terbang. Sesuaikan kecepatan dengan kenyamanan kalian."
Setelah memastikan semua gakusei menguasai teknik dasar, Sensei mengangguk puas. "Sekarang, tugas kalian adalah berlatih terus dengan broomstick masing-masing. Fokus pada pengambilan broomstick yang benar dan pengendalian gerakan terbang. Latihlah sampai kalian merasa nyaman," instruksinya tegas. "Jangan lupa keselamatan dan kontrol tubuh. Sampai jumpa di pertemuan berikutnya!"
CATATAN DAN DOKUMEN PENDUKUNG
-
Buku Pendamping [ KLIK ]
-
Memuat materi mendetail tentang topik yang disampaikan.
-
-
Tentang Praktik
-
Detail praktik yang WAJIB dilakukan terdapat pada narasi kelas bagian akhir.
-
Aktivitas praktik dilanjutkan dalam plotting kelas tanpa headplot baru dan diselesaikan sebelum jam kelas berakhir (23:59 WIB)
-
Setiap aktivitas praktik tidak diperbolehkan berhasil dalam 1x percobaan.
-
1 年生 - PEKAN I