NARASI KELAS
Dari kejauhan, langkah kaki terdengar mendekat. Sensei tiba dengan sikap tenang, sorot matanya tajam namun penuh kebijaksanaan. Dengan satu gerakan tangan, ia membuat papan tulis sihir melayang di udara, siap digunakan untuk pembelajaran hari ini.
"Selamat datang di kelas hari ini," katanya, suaranya bergema di seluruh lapangan. "Hari ini, kita akan membahas dua sistem komunikasi rahasia yang telah lama digunakan oleh para penyihir Jepang—Sandi Flora dan Kazekumo.”
Sensei melirik para gakusei satu per satu, memastikan mereka siap menyerap ilmu baru. "Keduanya bukan sekadar simbol atau angka, tetapi bagian dari sejarah dan budaya sihir kita. Maka, sebelum kita mulai, izinkan aku bertanya:"
Ia berhenti sejenak, membiarkan suasana hening.
"Apakah kalian pernah mendengar tentang kode rahasia dalam sihir? Mengapa menurut kalian alam sering menjadi bagian dari metode komunikasi ini?"
Beberapa gakusei mulai mengangkat tangan, bersiap memberikan pendapat mereka.
Sensei menjentikkan jarinya, dan di udara muncul simbol-simbol berkilauan—daun, bunga, dan akar yang masing-masing mewakili huruf dalam Sandi Flora.
"Sandi Flora berkembang dari era Edo hingga Meiji," ia menjelaskan. "Penyihir herbal menggunakannya untuk menyembunyikan formula ramuan dan pesan rahasia.”
"Sandi Flora menggunakan ikon tanaman sederhana untuk mewakili huruf A hingga Z," ia menjelaskan. "Pembacaan kode ini dilakukan dari kiri ke kanan, mengikuti urutan elemen tanaman. Sebagai contoh, untuk menuliskan 'TREE', kita akan menyusun simbol sebagai 🌱🌸 🌷🌿 🌷 🌷. Bisa kalian lihat pada tabel yang sebelumnya sudah saya letakkan di atas meja kalian masing-masing.”
Di sisi lain papan tulis sihir, simbol-simbol Kazekumo mulai terbentuk—pola awan yang dihubungkan dengan angka dan huruf hiragana.
"Kazekumo, di sisi lain, adalah kode yang diciptakan oleh penyihir cuaca pada abad ke-13. Dengan pola angka dan hiragana, mereka dapat menyampaikan pesan tersembunyi melalui perubahan angin dan awan."
Gakusei mencatat dengan tekun, mata mereka berbinar dengan ketertarikan.
"Kazekumo adalah sistem sandi berbasis hiragana dan angka yang bergantung pada posisi awan. Setiap huruf alfabet memiliki padanan dalam hiragana, dan angka yang menyertainya berasal dari jumlah suku kata atau pola numerik posisi awan."
Sensei menampilkan contoh di papan, huruf-huruf yang bersinar lembut di udara.
"Misalnya, jika kita ingin menulis 'FOG':F = か8 (Ka)O = そ8 (So)G = き2 (Ki)Maka, 'FOG' akan ditulis sebagai か8 そ8 き2."
Sensei lalu mengangkat tangan dan menunjuk simbol lain. "Sekarang, bagaimana jika kita menerima pesan seperti し8 せ5 あ2? Mari kita dekode bersama, bisa gunakan tabel sandi kazekumo yang ada dimeja kalian ya.”
Para gakusei menunduk, mencatat dengan penuh perhatian. Satu persatu gakusei mengangkat tangan dan menjawab, "し8 = L, せ5 = N, あ2 = A, jadi jawabannya adalah 'LNA'."
Sensei mengangguk puas. "Benar sekali. Itu adalah prinsip dasar dari Kazekumo. Dengan pemahaman yang lebih dalam, kalian bisa membuat pesan yang jauh lebih kompleks dan sulit untuk dipecahkan.”
Sensei membagikan selembar perkamen kepada setiap gakusei. "Sekarang, mari kita coba praktik langsung. Tuliskan nama lengkap kalian menggunakan Sandi Flora. Setelah itu, coba buat satu kata sederhana dengan sistem Kazekumo."
Para gakusei mulai bekerja, mencelupkan pena mereka ke dalam tinta dan menggoreskan simbol demi simbol di atas perkamen. Beberapa tampak ragu-ragu, sementara yang lain terlihat bersemangat.
Sensei berjalan di antara mereka, mengamati hasil pekerjaan mereka satu per satu. "Bagus," ujarnya sambil mengangguk. "Bagi kalian yang sudah selesai, coba gabungkan kedua kode ini dalam satu pesan rahasia."
Setelah beberapa waktu, sensei meminta beberapa gakusei untuk membacakan pesan mereka dan menjelaskan maknanya. Beberapa tampak percaya diri, sementara yang lain masih sedikit ragu.
"Jangan khawatir jika kalian belum menguasainya sepenuhnya," sensei menenangkan mereka. "Latihan akan membuat kalian lebih mahir. Minggu depan, kita akan membahas sandi yang lebih kompleks, jadi pastikan kalian terus berlatih."
Dengan satu gerakan tangan, sensei menghilangkan papan tulis sihir. "Kelas selesai. Sampai jumpa di simulasi saat 2 nensei nanti ya..”
