
MAHOUTOKORO JP HISTORY
Di tengah lautan luas, tersembunyi di balik kabut yang tebal, terletak sebuah pulau vulkanik yang memancarkan aura misteri. Pulau itu adalah Minami Iwo Jima, rumah bagi sekolah sihir paling terkenal di Jepang, Mahoutokoro JP. Namun, bagi manusia non-sihir yang melintasi lautan itu, pandangan mereka tentang pulau ini hanya sebatas gambaran biasa sebuah pulau vulkanik—gersang, tandus, dan terabaikan oleh kehadiran manusia. Mereka tidak menyadari bahwa di balik selubung misterius yang menyelimuti pulau tersebut, terdapat sebuah institusi magis yang menjadi tempat belajar dan bertumbuhnya para penyihir masa depan.

Keberadaan Minami Iwo Jima bukanlah hal yang terisolasi secara geografis. Pulau itu bertetangga dengan pulau Onogoro, yang menjadi pusat pemerintahan komunitas sihir Jepang. Sementara Minami Iwo Jima terkesan sepi dan tak berpenghuni di mata manusia biasa, Onogoro sama sekali tidak terlihat oleh mata telanjang mereka. Hanya yang memiliki akses ke dunia sihirlah yang dapat melihat kehadiran Onogoro dan semua kegiatan magis yang berkembang di sana.

Pulau Onogoro diawali dari kisah dua penyihir agung yaitu Izanagi dan Izanami. Mereka bukanlah sekadar pasangan penyihir agung biasa, melainkan pencipta pulau Onogoro, pulau ajaib yang diangkat dari dasar laut dengan menggunakan kekuatan magis kuno, Amenonuhoko Naginata. Namun, saat pulau terbentuk, kedua penyihir agung tidak hanya menghadirkan daratan baru, tetapi juga membuka dua portal rahasia yang merupakan pintu menuju dua dimensi alam yang berbeda.

Portal pertama merupakan pintu menuju alam cahaya yang disebut Hikari no Sekai, tempat di mana keindahan dan kedamaian abadi memancar dalam sinar yang tak terlukiskan. Di sana, makhluk-makhluk agung berkumpul, bersenandung di antara luasnya hamparan ladang bunga yang tak pernah layu dan hutan-hutan yang dipenuhi dengan cahaya memikat. Jenis-jenis yōkai baik, peri-peri dengan sayap berkilauan, hewan-hewan magis dengan bulu yang juga berkilauan, dan berbagai entitas spiritual lainnya hidup bersama dalam harmoni. Tidak hanya itu, di sini, mereka mempraktikkan kebaikan, memelihara keseimbangan alam, dan menjaga kedamaian yang berlangsung abadi.

Di sisi lain, terdapat portal yang membawa ke alam gelap, dikenal sebagai Yami no Kozu. Alam ini adalah perwujudan kegelapan dan kekacauan, di mana bayangan-bayangan gelap merajalela dan kejahatan berkembang subur. Di antara hutan yang ditinggalkan oleh cahaya, monster-monster buas berkeliaran, memburu dengan nafsu kejam, roh-roh jahat melayang-layang dalam kegelapan yang mencekam, dan entitas-entitas gelap lainnya bersembunyi di dalam bayang-bayang, menunggu kesempatan untuk menebar malapetaka.

Melihat potensi bahaya luar biasa yang tersembunyi di balik portal menuju Yami no Kozu, Izanagi dan Izanami dengan sigap segera menutup akses ke alam kegelapan itu, menyembunyikan pintu gerbangnya di tempat yang hanya mereka ketahui. Namun, mereka memilih untuk menjaga hubungan dengan Hikari no Sekai, mengatur agar portal itu terbuka pada waktu-waktu khusus, biasanya pada saat-saat penting dalam perjalanan seorang penyihir atau makhluk gaib. Salah satu kesempatan utama adalah pada saat perayaan festival tahunan di dunia manusia, ketika batas antara dunia yang kita huni dan Hikari no Sekai menjadi tipis. Para peri dan makhluk baik hati lainnya sering berkunjung ke dunia manusia selama festival ini, membawa kegembiraan dan keajaiban. Beberapa di antara mereka bahkan memilih untuk tinggal, menyamar sebagai manusia biasa dan menggunakan kekuatan magis untuk membantu orang-orang di sekitar mereka. Para makhluk cahaya ini bisa menjadi guru sihir, dokter herbal, atau bahkan seniman yang menginspirasi dengan kehadiran mereka yang penuh cahaya. Pun makhluk-makhluk spiritual dari alam ini seperti para yōkai baik banyak yang tinggal di dunia manusia, hidup berdampingan dengan para penyihir.

Seiring berjalannya waktu, kekuatan magis di pulau Onogoro itu berkembang pesat dan membutuhkan sebuah lembaga pendidikan yang dapat membimbing para penyihir muda dalam mengasah bakat mereka. Dengan demikian, didirikanlah sebuah institusi yang menjadi cagar budaya sihir Jepang, yang kita kenal dengan nama Mahoutokoro JP. Sekolah ini tidak hanya menjadi tempat untuk mempelajari ilmu sihir, tetapi juga sebuah rumah di mana murid-murid bisa tumbuh dan berkembang menjadi penyihir-penyihir terbaik. Salah satu aspek yang membuat Mahoutokoro JP begitu istimewa adalah sistem asrama yang unik, yang tidak hanya membagi murid-murid berdasarkan tahun ajaran, tetapi juga berdasarkan karakteristik pribadi mereka. Kelima asrama ini, yaitu Kitsunebi, Mizuchi, Tsuchi, Kaze, dan Kukan, masing-masing mewakili nilai-nilai dan karakteristik yang berbeda yang mencerminkan kepribadian dan bakat alami para muridnya.
Asrama Kitsunebi merupakan tempat bagi murid-murid yang ceria dan bersemangat, yang selalu membawa keceriaan ke dalam lingkungan sekolah. Asrama Mizuchi, di sisi lain, adalah tempat bagi murid-murid yang tenang dan penuh kebijaksanaan. Tsuchi, asrama ketiga, adalah tempat bagi murid-murid yang terhormat dan berkarakter kuat. Mereka dipersiapkan untuk menjadi pemimpin yang dapat diandalkan di masa depan, dengan nilai-nilai kejujuran dan integritas yang tinggi. Kaze, asrama keempat, adalah rumah bagi murid-murid yang santai dan cerdas. Mereka belajar untuk menjalani kehidupan dengan santai namun tetap fokus dan mengembangkan pemikiran kreatif mereka. Terakhir dan tidak kalah pentingnya, adalah Kukan, asrama yang menonjolkan sisi keadilan yang mungkin berbeda dari standar yang umumnya diterima, namun tetap menjadi panduan dan pedoman bagi para muridnya. Mereka mengajarkan keadilan sesuai dengan nilai-nilai yang mereka anut, membimbing dan mengayomi murid-murid mereka dengan penuh kasih sayang dan pengertian.

Kedamaian ini berlangsung lama, dari generasi ke generasi. Selama seribu lebih tahun keberadaannya sejak 810 A.D, Mahoutokoro telah melahirkan banyak penyihir hebat. Hingga suatu kegaduhan yang tidak dapat terhindarkan terjadi. Beberapa waktu lalu, ketenangan yang telah lama terjaga di komunitas sihir Jepang tiba-tiba terusik oleh kehadiran seorang penyihir yang ambisius, Kobayashi. Dikenal sebagai penyihir paling kuat di seluruh negeri, aura kekuatannya melebihi batas-batas biasa, menggetarkan alam sekitarnya. Namun, kekuatannya bukan hanya terletak pada sihir yang hebat, tetapi juga pada ambisi yang membara di dalam dirinya. Kobayashi terpanggil untuk mengubah nasib dunia sihir Jepang yang terasa terjebak dalam stagnasi. Keyakinannya teguh bahwa kekuatan sihir, yang seringkali hanya menjadi sebuah keajaiban yang terpendam, seharusnya dimanfaatkan dengan lebih efektif untuk memperkuat dan menjadikan dunia sihir lebih maju. Namun, harapannya terbentur ketika menyadari bahwa kementerian sihir Jepang, yang seharusnya menjadi pendorong utama perubahan, belum mengambil langkah sejauh yang diharapkan untuk mengembangkan potensi sihir yang ada.
Dipenuhi ambisi untuk merevolusi dunia sihir, terutama di dalam komunitas sihir Jepang, Kobayashi mengambil langkah-langkah yang mendebarkan namun penuh keberanian. Dengan kekuatan sihir yang luar biasa, ia merencanakan serangkaian tindakan drastis yang mengubah lanskap sihir secara total. Tanpa ragu, Kobayashi memicu gelombang kekacauan yang melanda negeri, memanggil bakemono liar dari kegelapan dan memanipulasi elemen alam untuk menciptakan bencana yang mengancam stabilitas dan keamanan yang selama ini dijaga cermat oleh kementerian sihir. Dukungan berkobar dari pengikut setianya semakin memperkuat kekuatannya, membantunya membangun dunia sihir baru yang sesuai dengan kehendaknya.
Perbuatan Kobayashi telah memicu serangkaian pertempuran sengit antara dirinya dan kementerian sihir Jepang. Sihir besar digunakan untuk melawan sihir besar, sementara pertikaian ini dengan cepat menyebar ke seluruh negeri. Dengan menggunakan bakemono liar, Kobayashi menciptakan malapetaka yang mengancam hutan-hutan yang selama ini menjadi sumber kekuatan magis alam. Pertempuran-pertempuran yang terjadi di berbagai tempat, mulai dari perbatasan Onogoro hingga hutan-hutan suci di Gunung Fuji, telah mengganggu keseimbangan alam dan meresahkan makhluk-makhluk spiritual yang selama ini hidup dalam harmoni dengan penyihir-penyihir di Jepang.
Namun, ada harapan yang muncul di tengah kekacauan ini. Sekolah sihir Mahoutokoro, yang selama ini menjadi pusat pengetahuan dan pelatihan penyihir muda, telah mempersiapkan murid-muridnya untuk menghadapi tantangan besar ini. Dengan tekad yang kuat, para murid Mahoutokoro berdiri sebagai garis pertahanan terakhir bagi komunitas sihir Jepang. Mereka adalah generasi yang harus menjaga dan melindungi warisan magis yang telah ada selama berabad-abad.
Bahkan di tengah kehancuran yang semakin mendekat, para penyihir muda dari Mahoutokoro, bersama dengan para sensei, berjuang keras untuk melindungi dunia sihir dari ancaman yang mengerikan ini. Mereka bertarung dengan penuh semangat, menggabungkan kekuatan magis yang telah mereka pelajari selama bertahun-tahun, dan menggunakan strategi yang cerdik untuk melawan serangan Kobayashi dan pengikutnya. Perlawanan mereka tidak hanya mencerminkan tekad yang kuat untuk melindungi dunia sihir, tetapi juga kesetiaan mereka terhadap warisan yang telah diwariskan oleh generasi-generasi sebelumnya. Mereka tahu bahwa masa depan dunia sihir Jepang terletak di tangan mereka, dan mereka tidak akan mundur dari pertempuran yang menentukan ini.